Ahlinya Lambung
Asam Lambung Kambuh Setelah Kemoterapi. Kok Bisa Sih?
20 June 2021 - 3 menit membacaMeski berjalan cukup lama dengan penggunaan obat-obatan anti-kanker yang berfungsi membunuh sel-sel kanker secara sistematik, kemoterapi lebih banyak dipilih karena terbukti cukup efektif meningkatkan harapan hidup pasien kanker.
Namun sayang, kemoterapi diketahui dapat menyebabkan efek samping yang kurang menyenangkan, seperti mual, muntah, rambut rontok hingga menurunnya sistem kekebalan tubuh. Tidak hanya itu, asam lambung kambuh setelah kemoterapi merupakan masalah yang cukup sering terjadi.
Kenapa Kemoterapi Dapat Memicu GERD?
Selama proses kemoterapi, tubuh akan dijejali dengan berbagai obat yang secara khusus berfungsi untuk menyerang sel-sel tubuh yang dapat membelah dengan cepat. Dengan cara seperti ini, sel-sel kanker bisa dengan mudah dibasmi, dan penyebarannya bisa langsung dihentikan.
Namun yang jadi masalah, obat-obatan tersebut tidak bisa membedakan mana sel normal yang membelah, dan mana sel kanker yang membelah. Pokoknya, selama sel tersebut dapat membelah dengan cepat, akan langsung dibasmi oleh obat-obatan tersebut.
Misalnya sel folikel. Sel ini bisa membelah dengan cepat, sehingga pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi akan mengalami kerontokan ekstrem. Selain itu, selama proses ini pun sumsum tulang yang tertekan akan menyebabkan kelainan darah.
Hal yang sama terjadi kepada sel-sel di lapisan saluran pencernaan. Saat sel-sel tersebut diserang hingga mengalami kerusakan, maka asam lambung korosif akan mengalir deras ke kerongkongan dan memicu terjadinya masalah asam lambung kambuh setelah kemoterapi.
Selain karena faktor obat-obatan, menurut National Institutes of Health, ada beberapa kondisi lainnya yang beresiko memperparah GERD pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, seperti masalah obesitas, hernia hiatal, riwayat konsumsi alkohol, scleroderma, dan lainnya.
Bisakah Mencegah GERD Setelah Kemoterapi?
Kemoterapi dan efek sampingnya memang sulit dihindari, bahkan cenderung tidak mungkin. Namun Anda bisa meminimalisirnya dengan melakukan upaya maksimal pasca kemoterapi dengan melakukan terapi khusus sesuai dengan efek samping yang ditimbulkannya.
Contohnya untuk GERD, menurut Leena Khaitan, pakar bedah gastrointestinal dari University Hospitals, Anda bisa mengatasi masalah asam lambung dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat tinggi, terutama sayuran hijau, rumput laut, buah-buahan dan lainnya.
Tidak hanya melancarkan pencernaan, dan membantu menjaga kesehatan usus, makanan tinggi serat pun mampu menyerap kelebihan lemak dan asam lambung, sekaligus membantu kinerja lambung dalam mencerna makanan, sehingga produksi asam lambung bisa dikendalikan.
Selain itu, makanan tinggi serat pun memungkinkan Anda untuk lebih cepat kenyang sehingga terhindar dari resiko makan berlebih. Anda bisa mengkonsumsi makanan-makanan tersebut sebagai camilan, atau dimasukkan ke dalam menu utama makan Anda.
Anda pun bisa mengkonsumsi jenis ramuan tertentu, seperti jamu kunyit, temulawak dan kencur. Selain itu, Anda pun bisa menambahkan madu, bubuk pala dan beberapa rempah lainnya yang sudah cukup lama dipercaya mampu mengatasi masalah asam lambung.
Trik lainnya, pastikan untuk meninggalkan kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan asam lambung kambuh setelah kemoterapi muncul, seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, mengkonsumsi makanan tinggi lemak, pedas, dan lainnya.
Untuk lebih jelasnya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter agar Anda mendapat solusi yang lebih khusus, sesuai dengan efek samping yang ditimbulkannya. .
Referensi:
- Verywell Health. Diakses pada 2021. Acid Reflux During Chemotherapy
- Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Disease and Conditions. Gastroesophageal Reflux Disease