Lifestyle
Jauh Lebih Mahal. Ini Perbedaan Sayur Organik dan Non-organik
20 June 2021 - 3 menit membacaBelakangan ini banyak orang yang lebih suka menggunakan sayuran organik ketimbang non-organik. Menurut mereka, sayuran organik jauh lebih sehat karena tidak bersinggungan dengan bahan-bahan kimia yang bisa merugikan kesehatan.
Sementara beberapa orang beranggapan beda sayuran organik dan non-organik tidak terlalu besar, dan diklaim sama-sama sehat jika cara pengolahannya tepat. Klaim organik dan non-organik hanya digunakan untuk meningkatkan harga jualnya saja.
Benarkah hal tersebut? Agar bisa lebih memahami kenapa sayuran organik lebih mahal ketimbang sayuran non-organik, berikut merupakan beberapa perbedaan yang wajib Anda ketahui.
Proses Pemilihan Bibit
Beda sayuran organik dan non-organik sudah dimulai dari proses pemilihan bibit. Untuk sayuran organik, proses pemilihan bibit dilakukan secara alami dan dilakukan dengan teknik budidaya alami. Seperti pembenihan lewat biji, dan lainnya.
Sementara untuk bibit sayuran non-organik, proses pembibitannya umumnya didapat dari hasil rekayasa atau persilangan genetik. Maka tidak aneh jika sayuran organik cenderung menghasilkan sayuran yang lebih besar dan terlihat lebih menarik.
Proses Pengolahan Tanah
Proses pengolahan tanah untuk tanaman organik umumnya tidak bersentuhan dengan bahan-bahan kimia. Hal ini disebabkan karena beberapa bahan kimia diduga dapat mematikan organisme yang ada di dalam tanah tersebut, yang justru jadi senjata utama pertumbuhan tanaman organik.
Selain itu, penggunaan pupuk organik, seperti kompos dan pupuk kandang pun akan membuat tanaman lebih tahan terhadap hama, mampu meminimalisir resiko kerusakan tanah, dan mampu menghasilkan kualitas sayuran yang lebih sehat.
Penggunaan pupuk
Selain dalam pengolahan tanah, beda sayuran organik dan non-organik bisa dilihat dari penggunaan pupuk. Sayuran organik mengandalkan pupuk organik, seperti pupuk kandang dan kompos yang dibuat secara tradisional.
Misalnya pupuk kompos dibuat dengan cara menimbun dedaunan, sisa sayuran dan pohon yang mudah busuk (biasanya pohon pisang) di area perkebunan. Sementara untuk pupuk kandang, biasanya menggunakan kotoran domba dan sejenisnya, yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya.
Pengendalian hama
Inilah pembeda yang paling banyak diketahui. Dalam upaya mengendalikan serangan hama, para petani tidak menggunakan pestisida atau zat kimia pembasmi hama lainnya, mereka menggunakan teknik alami dengan membiarkan predator hama tersebut hidup di sekitar perkebunan.
Namun karena teknik ini butuh keterampilan khusus dan sangat mengandalkan faktor alam, akhirnya banyak tanaman organik yang tetap diserang hama, sehingga hasil panen pun tidak maksimal. Inilah salah satu alasan kenapa sayuran organik harganya lebih mahal dan susah didapat.
Fakta Nutrisi Sayur Organik
Banyak orang menilai jika rasa sayur organik lebih enak ketimbang sayuran non-organik. Selain itu, sayuran organik pun mengandung antioksidan, zat besi, vitamin C, dan zinc yang lebih tinggi. Namun hingga kini belum ada penelitian ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Selain itu, klaim lainnya yang membuat banyak orang yakni sayuran organik lebih baik daripada sayuran non-organik adalah, sayuran non-organik menyerap lebih banyak pestisida.
Namun pihak Food and Drug Administration (FDA) langsung membantunya. Mereka menyebut jika tingkat pestisida pada pangan non-organik memang lebih tinggi ketimbang pangan organik, namun bahan kimia tersebut tidak cukup untuk menimbulkan gangguan kesehatan.
Sementara untuk tingkat kebersihannya, meski tidak mengandung bahan kimia, Anda tetap tidak bisa langsung mengkonsumsinya. Anda harus tetap harus mencucinya, dan mengupas kulitnya sebelum diolah. Pastian dicuci dalam air yang mengalir.
Referensi:
- marblebytriangle.com. Diakses pada 2021. Organic Vs Inorganic Vegetables, Which Is Better
- mayoclinic.org. Diakses pada 2021. Organic foods: Are they safer? More nutritious?
- bigoven.com. Diakses pada 2021. Organic vs Inorganic Foods