Lifestyle
Stress Eating Akibat di Rumah Saja Dapat Mengganggu Lambung
24 September 2020 - 3 menit membacaApakah Anda pernah tiba-tiba ingin makan jenis makanan tertentu yang sudah jelas tidak sehat setelah pulang kerja? Bisa jadi Anda mengalami stress eating. Istilah ini mewakili kebiasaan yang banyak orang lakukan ketika mengalami stres dengan cara mengonsumsi makanan tanpa mempertimbangkan baik buruknya makanan tersebut untuk kesehatan.
Tak hanya menghiraukan jenis makanan dan kandungannya, stress eating juga dapat membuat Anda overeating atau makan secara berlebihan. Lalu apa dampak dari kebiasaan makan ini bagi kesehatan dan adakah cara untuk menghentikannya? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa dan mengapa stress eating bisa terjadi?
Stress atau emotional eating adalah situasi ketika seseorang menggunakan makanan sebagai pelampiasan dari perasaan terhadap masalah yang sedang dirasakan atau dialami. Bukannya menghadapi masalah tersebut, orang dengan emotional eating malah mengonsumsi makanan tertentu untuk merasa lebih baik.
Sebenarnya kebiasaan ini merupakan hal yang wajar jika dilakukan sekali-kali. Namun, apabila Anda melakukan emotional eating setiap hari, berbagai dampak kesehatan dapat terjadi, termasuk berat badan dan pencernaan.
Stres tentu saja merupakan penyebab utama kebiasaan buruk ini. Berbagai sumber stres mulai dari pekerjaan, hubungan asmara, merasa kesepian, bosan, hingga khawatir merupakan beberapa contoh sumber stres di kehidupan sehari-hari.
Pandemi COVID-19 yang hingga sekarang masih berlangsung ini juga termasuk salah satu penyebab emotional eating. Rasa bosan atau mungkin masalah dalam rumah tangga bagi yang sudah berkeluarga bisa jadi pemicu stres.
Dilansir dari Harvard Health, cara menghadapi stres ternyata dipengaruhi oleh jenis kelamin. Menurut penelitian, stress eating lebih cenderung dilakukan oleh perempuan karena pria seringkali lebih memilih untuk merokok atau minum alkohol.
Dampak kesehatan akibat stress/emotional eating
Jika saja stress eating memicu kita untuk mengonsumsi makanan sehat, mungkin Anda tidak akan mengalami gangguan kesehatan. Sayangnya, kebiasaan ini cenderung memicu seseorang untuk memilih makanan yang biasa disebut comfort food.
Setiap orang memiliki jenis comfort food yang berbeda. Namun, pada umumnya makanan ini sama-sama berlemak, tinggi gula, atau garam sehingga berdampak pada kesehatan.
Gangguan pada lambung
Seperti yang dilansir dari American Psychological Association, stres dapat membuat Anda makan lebih banyak atau sedikit dari biasanya. Lebih banyak jenis makanan yang dikonsumsi secara sekaligus dapat menyebabkan mulas (heartburn) atau asam lambung (acid reflux).
Tak hanya itu, stres dapat mempengaruhi bagaimana makanan diproses dalam tubuh. Dengan demikian, gejala pada lambung seperti nyeri, kembung, dan mual akan lebih mudah terjadi.
Ketika stres menyebabkan Anda mengonsumsi makanan secara sembarangan dan juga tidak terkendali, masalah atau gangguan pada lambung kemungkinan besar akan terjadi. Untuk itu, Anda perlu selalu sedia obat yang dapat mengatasi masalah ini.
Salah satu obat yang dapat membantu mengatasi sekaligus melindungi Anda dari gangguan lambung akibat stress eating ialah Promag Herbal. Berkat bahan alaminya seperti kunyit, jahe merah, Madu, royal jelly, adas, ananas, akar manis dan daun Mint, Promag Herbal tak hanya dapat mengatasi tetapi juga membantu mencegah berbagai masalah pada lambung seperti mual, muntah, nyeri ulu hati dan kembung.
Berat badan naik
Dengan meningkatnya nafsu makan akibat stres, sebagian orang mengalami peningkatan berat badan. Hal ini terjadi akibat makanan yang dikonsumsi cenderung memiliki lemak dan tinggi akan gula.
Sebuah penelitian yang dilansir di Harvard health menunjukkan, setelah melakukan survei pada 5000 pria dan wanita, obesitas ditemukan berhubungan dengan stress eating.
Tips untuk membantu menghentikan kebiasaan stress eating
Ketika Anda merasa stres karena masalah atau kendala yang sedang dihadapi, cobalah untuk menahan dulu keinginan untuk makan dan cari alternatif lain sebagai pelampiasan. Menurut Helpguide.org, berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
Menghubungi teman atau saudara, membaca buku, atau bermain game ketika merasa bosan atau kesepian.
Melakukan meditasi, menikmati secangkir teh, atau berendam air hangat ketika merasa lelah.
Berolahraga atau melakukan kegiatan aktif lain apabila memiliki kekhawatiran.
Berhenti sejenak ketika Anda akan makan karena stres. Hal ini akan membuat Anda berpikir kembali dan mempertimbangkan apakah Anda memang benar-benar lapar atau hanya ingin melampiaskan stres saja.
Referensi:
Harvard Health Publishing. (2018, July 18). Why stress causes people to overeat - Harvard Health. Retrieved August 24, 2020, from https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/why-stress-causes-people-to-overeat
Kidshealth.org. (2018). Emotional Eating (for Teens). Retrieved August 24, 2020, from https://kidshealth.org/en/teens/emotional-eating.html
Melinda. (2019, March 20). Emotional Eating and How to Stop It. Retrieved August 24, 2020, from https://www.helpguide.org/articles/diets/emotional-eating.htm
American Psychological Association. (n.d.). Stress Effects on the Body: Gastrointestinal. Retrieved from https://www.apa.org/helpcenter/stress/effects-gastrointestinal#:~:text=Stress%20may%20make%20pain%2C%20bloating